Kamis, 26 Agustus 2010

MENGAMPUNI


Mengampuni tidak sama dengan melupakan. Orang-orang yang berusaha melupakan sakit hati mereka seringkali berkata bahwa mereka tidak dapat melupakannya. Allah berkata bahwa Ia "tidak akan lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan kita" (Ibr 10:17*) padahal Ia mahatahu. Jadi, arti sesungguhnya dari "tidak lagi mengingat" ialah bahwa Allah tidak akan memanfaatkan masa lalu untuk menyerang kita (Mazm 103:12*). Melupakan barangkali merupakan hasil dari tindakan mengampuni, tetapi melupakan tidak sama artinya dengan mengampuni. Ketika kita mengingat-ingat masa lalu untuk menyerang seseorang, sebenarnya kita sedang berkata bahwa kita tidak mengampuni mereka.

Mengampuni adalah pilihan, sesuatu yang harus diputuskan dan dilakukan. Jika Allah meminta kita untuk mengampuni, itu berarti kita mampu melakukannya. Tetapi, kita sulit untuk mengampuni karena hal itu berlawanan dengan pemahaman kita mengenai keadilan. Kita ingin membalas sakit hati kita, tetapi ada perintah bahwa kita tidak diperkenankan untuk membalas dendam (Roma 12:19*). "Mengapa saya harus membiarkan saja mereka tanpa balasan?" Di situlah pokok persoalannya, anda masih merasa sakit hati, masih terikat dengan peristiwa yang sudah berlalu. Anda akan membiarkan mereka lepas dari dendam anda, tetapi mereka tidak akan pernah lepas dari pengawasan dan pembalasan Allah. Dia akan menghakimi mereka dengan seadil-adilnya, sesuatu yang tidak dapat kita lakukan.

Anda mengatakan, "Tetapi anda tidak mengerti betapa menyakitkannya hal ini bagi saya!" Tetapi tidakkah anda menyadari, kalau anda tidak mengampuni mereka, mereka masih menguasai dan menyakiti anda? Jadi, bagaimanakah anda harus mengatasi sakit hati anda? Anda tidak dapat mengampuni seseorang demi kebaikan mereka; apabila anda melakukannya, lakukanlah demi kebaikan anda sehingga anda bebas dari sakit hati. Kewajiban anda untuk mengampuni bukan merupakan persoalan antara anda dan lawan anda, melainkan antara anda dan Allah.

Mengampuni berarti rela menanggung akibat-akibat yang ditimbulkan oleh dosa orang lain. Memang mengampuni merupakan sesuatu yang sangat mahal harganya. Anda membayar harga kejahatan yang anda ampuni, dan anda harus rela menanggung akibat-akibatnya, lepas dari keinginan anda; hanya ada dua pilihan bagi anda: memendam kepahitan oleh karena anda tidak rela mengampuni, atau mengalami kelepasan karena anda rela mengampuni. Yesus rela menanggung segala akibat yang ditimbulkan oleh dosa anda di dalam Diri-Nya. Pengampunan yang sejati merupakan tindakan penggantian, sebab tidak seorang pun yang dapat sungguh-sungguh mengampuni tanpa harus menanggung akibat-akibat dosa orang lain. Allah Bapa membuat "Ia yang tidak mengenal dosa menjadi dosa, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2Kor 5:21*). Di manakah letak keadilan? Saliblah yang membuat pengampunan benar secara hukum dan moral: "Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya" (Roma 6:10*).

Bagaimana caranya agar anda dapat mengampuni dengan tulus hati? Pertama, akuilah sakit hati dan kebencian yang anda rasakan. Jika pengampunan yang anda berikan belum melibatkan emosi dan perasaan anda, pengampunan itu belumlah lengkap. Banyak orang merasakan sakit hati oleh karena hubungan antar pribadi yang kurang baik, tetapi mereka tidak mengakuinya. Izinkan Allah memunculkan rasa sakit itu ke permukaan sehingga Ia dapat menanganinya. Di sinilah penyembuhan terjadi.

Putuskanlah bahwa anda rela menanggung sikap buruk mereka serta tidak akan memanfaatkan kesalahan itu untuk menyerang mereka di kemudian hari. Hal itu tidak berarti bahwa anda sedang bertoleransi terhadap dosa; anda harus tetap siaga melawan dosa.

Jangan tunda untuk mengampuni sampai anda merasa bersedia melakukannya; anda tidak akan pernah sampai di situ. Perasaan itu memerlukan waktu dalam proses penyembuhannya sesudah anda mengambil keputusan untuk mengampuni. Dengan demikian Iblis tidak beroleh kesempatan (Ef 4:26,27*). Kemerdekaan adalah sesuatu yang akan diperoleh, bukan dirasakan.

Sementara anda berdoa, Allah akan mengingatkan anda pada orang-orang dan pengalaman-pengalaman yang menyakiti anda yang sebenarnya anda lupakan sama sekali. Izinkanlah Dia melakukannya walaupun hal itu sangat menyakitkan. Ingat, bahwa anda melakukannya demi kebaikan anda sendiri. Allah ingin agar anda bebas. Janganlah mengingat-ingat apa yang sudah dilakukan oleh orang yang sudah menyakiti anda. Pengampunan akan menyembuhkan rasa sakit anda, bukan kesalahan-kesalahan orang lain. Perasaan-perasaan yang baik pada saatnya akan muncul; membebaskan diri dari masa lalu merupakan suatu pokok yang sangat penting.

Janganlah anda berkata, "Tuhan, tolonglah saya untuk mengampuni", karena sebenarnya Dia sudah menolong anda. Jangan pula mengatakan, "Tuhan, saya mau mengampuni", karena itu belum berarti bahwa saudara sungguh mengampuni, hanya merupakan keinginan anda saja. Ingatlah bahwa hal mengampuni itu merupakan keputusan kehendak anda. Katakan langsung, "Tuhan, saya mengampuni". Tetaplah mengingat setiap pribadi, sampai anda benar-benar yakin bahwa anda sudah mengatasi semua rasa sakit yang anda ingat; apa yang mereka lakukan terhadap anda, bagaimana mereka menyakiti anda, bagaimana mereka membuat anda merasa ditolak, tidak disenangi, tidak layak, kotor, dll.

GBU ALL......^__^

(sumber : Facebook - Kristus Jawaban)